Mengasah Peka Fitrah Seksualitas
#kelompok6
Subtema kami lebih kepada spesifik bagaimana berkomunikasi dua arah antara orangtua dengan anak dengan media “buku”.
Anak-anak kami sungguh berbinar mata ya saat membaca buku bersama kami, sehingga kiranya inilah salah satu pilihan bagaimana membentuk bonding yang baik untuk mengasah fitrah seksualitas anak. 
Tanggapan : Setuju sekali mbak,anak saya termasuk yang mudah menerima pesan/nasehat lewat buku.Termasuk dalam menumbuhkan fitrah seksualitasnya.
Pertanyaan : Sepakat dengan subtemanya.. Lalu entah kenapa tiba2 serasa nyeri di dada ketika ingat, masih banyak anak2 di luar sana yg kurang beruntung.. Jangankan membaca buku, ayah ibunya pun entah kemana,, lalu mereka jadi korban pelecehan seksual,, kemudian jd pelaku.. Adakah yg tau organisasi apa yg sudah bergerak mengenalkan fitrah seksualitas, mengenalkan buku, pada anak2 seperti ini?
Tanggapan : Setahu saya UNICEF mbak,sempat saya melihat video kampanye dr UNICEF tentang anti kekerasan seksual anak
Tanggapan: sampe salah baca, tadi kirain “tubuh perempuan lebih lemah daripada …” ternyata “mempunyai *lemak* lebih …”
Tanggapan : sumber dari : ensiklopedia bocah muslim
Tanggapan : ini pertanyaan2 yang sering dilontarkan anak-anak, sehubungan dengan perbedaan laki-laki dan perempuan.
Tanggapan : oiya ya, inget tagline nya, #savethechildren. Tp entah knp mereka serasa jauh ya. Kalau di kampung2 gt adakah? Di berau sini sy blm nemu ada markas unicef
Tanggapan : Jawaban mendasarnya dikembalikan kepada Allah, semua adalah ketetapan Allah. Baru kemudian penjelasan dr sudut pandang biologi
Pertanyaan: Pernahkah diantara teman2 yang merasa khawatir ketika anak balita kita usia 3tahunan belum mampu menyebut dengan jelas bahwa dirinya laki-laki/perempuan?
Adakah yang punya pengalaman?
Tanggapan : saya malah baru memperkenalkan anak perempuan dan laki2 sama si bungsu saat dia 3 thn mbak kebiasaan saya yg suka anti mainstream, kadang lupa tdk utk semua hal anti mainstram. jd saya berprinsip, selama saya tahu secara teori/pengetahuan ttg sesuatu blm tentu saya lakukan sesuai teori tsbt. tp lbh ikut ke naluri saya kapan dikenalkan sama anak2 saya. ada kalanya saya mengenalkan lbh awal ada kalanya saya menunggu si anak tahu dari yg lain kemudian saya baru masuk menjelaskan lbh jauh.
Tanggapan : Ada mbak.Anak laki2 usia 4tahunan belum jelas menyebut dirinya laki2 bahkan kalau ditanya jawabnya perempuan padahal jenis kelaminnya laki2.Salah satu faktor penyebabnya adalah kurang hadirnya sosok ayah (“sibuk bekerja”) dan lingkungan disekitar kebetulan kebanyakan anak perempuan jadi dia sering main dg anak2 perempuan+mainan anak perempuan.
Tanggapan: Kalau anak saya yg pertama (perempuan) dari kecil saya pakaikan rok, cewek banget lah. Setelah umur 4 tahun sudah ga mau. Dia sadar kalau dirinya tomboy. Saya sih ga masalah dengan ke tomboy-annya, masih perempuan banget. Pernah sudatu hari tanya, “Bunda, aku kan tomboy, boleh ga tomboy bangeeet?” Sesaat bingung juga. Tomboy pake banget maksudnya apa? Saya lupa penjelasan saya gmn waktu itu. Alhamdulillah skr tomboy saja, ga pake banget
Tanggapan : sy sampe 6 sd masih terlihat seperti anak laki2 tp sy sadar sy perempuan, cuman nggamau jd perempuan yg pake rok dan lemah lembut aja
Tanggapan : Suamiku juga mbak.
Ibu mertuaku suka anak perempuan. Meskipun anak perempuannya lbh banyak pas yg bungsu lahir beliau kecewa lahir cowok lagi jd suamiku sempat didandani pake baju perempuan sampai umur 2thn kata kaka ipar saya cantik lho suami kamu waktu kecil
tanggapan : Alhamdulillah, saya punya pengalaman ada sepupu yang tomboi pakai banget mba Yani, sampai sekarang belum nikah, ga punya pacar, pakai Hijab sih dan sudah naik haji, tapi ya gitu potongan rambutnya kayak cowok, cuma gaulnya tetap sama cewek jadi lebih ke bentuk dandanan saja yang cowok tapi tetap aja itu pengaruh untuk mencari jodoh sepertinya
tanggapan : Saya jadi ingat pas reunian lebaran kemarin.. ada temen SMP dulu yang tomboi sekali. Rambut cepak, tak pernah mau pakai rok. Kostumnya laki semua. Di keluarganya hanya ibunya yang perempuan dan sibuk pula bekerja. Dia punya tiga Abang. Abangnya ini juga kurang baik, ngajarin dia merokok salah satunya, dan dia bangga sekali akan hal tersebut.
Pas reunian kemarin, dia sudah berkeluarga dan memiliki dua putra satu putri. Putrinya (12 tahun) pun persis dirinya dulu. Dia sempat curhat tak ingin putrinya mengikuti jejaknya yang kini disadarinya salah. Tapi dia bingung karena memang di keluarganya dominan cowok dan memang agak ‘liar’ pergaulannya. Dia nanya apakah baik memasukkan anaknya ke pesantren saja biar keluar dari zona tersebut.
Saya ga bisa ngasih saran banyak saat itu karena masih kurang ilmu. Saya cuma menyampaikan idealnya anak jika mau di asramakan itu di usia SMA.
Pertanyaan : melihat diskusi ini berjalan : apa benar karma itu ada?
Pertanyaan : anak saya perempuan menginjak 5thun suka pake celana kaos karena merasa lebih nyaman. tapi untuk jenis kelamin sudah paham bahwa dia perempuan. Jdi ingat ada yang menyampaikan kalau anak masih balita biarkan pake baju yang membuatnya nyaman. jadi untuk masalah baju bagaimna menyikapinya ya ?
Pertanyaan : MasyaAllah, membaca ybs sudah berkeluarga, kyny sudah jd perempuan seutuhnya dan putrinya pasti lihat sosok ibunya yg skrg, yg sudah jd ibu, bukan yg dulu, apa perlu dipesantrenkan hanya bila ingin anaknya ngga mnegikuti jejak? Atau mmg oengaruh lingkungan kekuarga yg laki2 ini sgt dominan dibanding pengasuhan ibunya?
Saya sepakat dgn baju yg nyaman, kalopun ingin pakaikan rok, pastikan nyaman sy trauma sekali dgn rok yg bikin gatal (dan make up, dan kunciran)
Tanggapan : Baru saja..di sebuah mall kota ini. Sy melihat ada 4 org. Sptinya perempuan. 2 berpakaian (berpenampilan) pure perempuan. 2 lainnya berpakaian dan gerak gerik ala laki2. Rambut cepak..macho. tp sy brani pastikan mrk perempuan.
Ag geli sebenarnya melihat ini. Fenomena jaman now…
Tanggapan : rasanya memang lingkungan keluarga itu pengaruhnya dasyat sekali. jadi pengen curcol ttg hari ini. Rana main sama sepupunya yg laki2 di fun world diajak eyangnya. nah yg sepupunya ini sudah games addict, tv addict sampai mata nya dan lehernya itu gerakannya tidak normal. Nah ditempat fun world tdi main lah keduanya kaya ping pong pakai bola di meja, eyangnya muji2 in sepupu nya terus karena masukin banyak poin, trus di permainan lain pun dikomennya Rana: koq poin Rana gak nambah2?? nah, bagaimana coba menghadapi hal seperti ini? sampai akhirnya Rana enggan main lagi.
Tanggapan : Sy sendiri…waktu kecil ag tomboy..pengaruh dari teman spermainan abg sepupu yg cowo..
Tp lama2 mmg jati diri perempuan tumbuh. Krn papa sering ingatin jangan sering2 main mainan ank cowo…
Tanggapan : nah itu dia hahaha Rana gak biasa mainan yg diem dan begitu depan layar tapi kejadiannya demikian. makanya benar sekali lingkungan sangat mempengaruhi. Mau seperti apa arahan nya yang positif dimulai dari keluarga inti
Tanggapan : Sy tipe yg suka menghindar kalo ga sesuai nilai yg diperjuanhkan di keluarga, tp bingung kalo yg beda nilai itu keluarga dekat, masa mau jauh2
Pertanyaan : Mmmm baru hadir tapi mendadak jadi penisirin…apa iya ya penampilan luar seperti baju dan rambut mempengaruhi fitrah seksualitas? Atau Jangan2 kita yg melihat nya yang sibuk melabeli mereka tomboy dsb?
Tanggapan : Naaaaah. Ini sih ide yg kutolak dulu, masa perempuan harus pake baju ky gitu semua, yg bikin gatel dan ga nyaman. Ga adil, baju laki2 lebih nyaman! ( tapi stlh tau larangan menyerupai laki2 dlm agama, ya saya nurut, ternyata rok memang nyaman, dulu ga nemu aja yg nyaman haha
Pertanyaan : bagaimana fitrah seksualitas itu dijga?
Tanggapan : Saya melihatnya begini:
1. Jika anak lahir normal, tdk ada kelainan DNA, maka dg pengasuhan yg baik dijaga lingkungan pergaulannya dan juga akses informasi yg mereka terima, insya Allah (spt kata Mba Yuli) they will be just fine.
2. Jika ada kelainan DNA (waria/transgender) dll, itu persoalan lain yg butuh penanganan ahli.
Nah ttg transgender, ini agak mengkhawatirkan mba, krn di UK, kasus yg ingin berubah gender makin banyak, utk usia abak di bawah 9 tahun krn ada pola pengasuhan ‘gender neutral parenting’ itu, dan pendapat bahwa gender adalh ‘fluid’ dan interchangeable
Tanggapan: Jika tdk ada masalah DNA, maka preferensi orang berpakaian itu terkait dg pola asuh, lingkungan, bahkan sifat bawaan, kepribadian bakat.
Saya termasuk yg tdk suka pake rok, anak saya yg sulung juga sdh menyatakan tdk suka pake rok Kebetulan karakternya mirip saya. Sedangkan adiknya girly.
Kalau skrng saya pake rok/gamis cuma untuk acara2 yg tertentu.
Sblm kenal Talents Mapping, saja pernah ambil test MBTI (dah pd tau ya…). Saya ternyata bertipe INTJ (gugle ya yg pinisirin) Tipe ini hanya berjml sekitar 2-3% populasi, dan lebih jarang lagi yg berjenis kelamin perempuan.
Jadi saya berpikir, yg penting kita tahu kodrat, peran, dan batasan2 (hukum, Syariat, norma sosial)…
Tanggapan: Iya.. ibunya udah berjilbab meski masih dengan gaya rada maskulin
Niatnya memang jangan sampai seperti ibunya dulu, di samping itu ingin ‘menjaga jarak’ dengan keluarganya, biar ga kebablasan (saya mikirnya mungkin dia punya pengalaman buruk yang ga mau dia ceritakan).
Menurut buibu disini bagaimanakah? Ada saran? Biar saya komunikasikan ke dia..
Adanya variasi gaya berpakaian itu adalah bagian dari rahmat Allah.
Seperti yg ada di slide, kita berguna krn kita berbeda.
Mslh transgender memang pelik Mba.
Kalau sdh jadi fenomena gitu hrs dilihat itu bener kelainan bawaan atau problem tumbuh kembang.
Kalau kelaianan bawaan memang ada ketidak normalan bentuk fisik, misal pada (maaf) va*ina atau pe*is, atau rahim yg ukurannya terlalu kecil, dll.
Kalau fisiknya normal berarti ngga perlu operasi donk, tp perlu terapi perilaku atau semacam itu yg sifatnya psikologis.
Nambahin sedikit yg ini. Kalau dirasa di lingkungan itu tdk seimbang suplai femininitas dan maskulinitasnya, ada baiknya ambil alternatif hijrah. Perlu dilihat, tomboy itu style, karakter, atau pengaruh lingkungan yg mempengaruhi persepsi ttg seksualitas.
Tanggapan : Itu dia, entah kenapa yg sy tangkap dr berita tsb, operasinya dilakukan bukan hanya pada org2 dgn kondisi khusus, tp krn anak tsb memilih ingin memiliki gender apa puyeng deh. Maka penulis artikel mengkritisi ini, mmgnya anak di bawah usia 9 itu udh bisa dikasih kebebasan milih hal begini ya.. Nanti y coba sy share link beritanya, manatau sy slh nangkep
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip.
#learningbyteaching
#bundasayangsesi11
#fitrahseksualitas
